Monday 10 September 2018

Berikut 4 fakta baru Yang misterius kecelakaan maut di cikidang sukabumi

 

iklan atas di prase

iklan tengah di prase

Ia mengatakan bahwa rumah tempat ia tinggal tepat di atas bukit berjarak sekitar 700 meter dari tempat kejadian.

Saat di lokasi, ia melihat sebuah bus berada di jurang di sebuah perkebunan pisang dengan kemiringan tanah cukup tinggi.

Sontak, Parman pun langsung turun meskipun harus merayap di lereng bukit yang cukup terjal tersebut.

Saat melihat kondisi bus serta kondisi korban, Parman mengaku sempat berpikir bahwa semua penumpang bus tersebut tewas di tempat.

Ia mengaku bahwa, ia sempat melihat ada korban yang terjepit, ia pun langsung menolongnya bahkan mengambil gergaji besi untuk memotong bagian bus yang menghimpit korban.

Ia mengatakan bahwa kebanyakan korban mengalami patah pada bagian anggota tubuhnya.

4. Ada yang Hilang

Hari ini pihak kepolisian dari Polda Jawa Barat bersama Polres Sukabumi menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kecelakaan maut di Jalur Alternatif Palabuhanratu, Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Minggu (9/9/2018).

Namun saat oleh TKP, ada sesuatu yang hilang dari area lokasi terjadinya kecelakaan.

Hilangnya benda tersebut pun dianggap cukup krusial sehingga petugas harus mengambil tindakan.

Benda yang hilang tersebut adalah pembatas jalan atau guard rail yang kini hanya tinggal tiang-tiangnya saja.

Polisi menduga bahwa, pembatas jalan yang terbuat dari baja itu telah dicuri oleh orang yang tak bertanggungjawab sebelum kecelakaan maut itu terjadi.

1.Sopir Masih Misterius

Dirjen Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan (Dirjen Hubdat), Budi Setiadi, mengatakan bahwa pihaknya belum bisa berkata banyak terkait sopir bus maut yang masuk jurang di Cikidang, Sukabumi.

Ia mengatakan bahwa sampai saat ini, sopir bus yang membawa rombongan PT Catur Putra Group asal Bogor belum teridentifikasi keberadaannya.

"Informasinya kapolres masih melakukan pendalaman, apakah pengemudi sebagai korban, karena satu korban yang meninggal itu bukan termasuk rombongan. Jadi kemungkinan bisa pengemudi, bisa juga awak kendaraan yang lain. Jadi sedang kita dalami," kata Budi, Minggu (9/9/2018).

Selain itu kata dia, pada saat terjadi kecelakaan sempat ada orang yang meminta pertolongan kepada warga.

Namun orang tersebut belum bisa dipastikan apakah pengemudi bus maut tersebut atau bukan.

"Tapi ada satu orang yang kemarin bisa meminta bantuan ke masyarakat, cuman gak mau dibantu. Ini indikasinya apakah itu juga sebagai pengemudi, kita belum tahu, nanti pak kapolres akan menyelidiki lebih lanjut," katanya.

2. Kelebihan Penumpang dan Tak Uji Berkala

Selain itu, saat dicek kelengkapan suratnya, ternyata bus pariwisata tersebut sudah tak melakukan uji berkala sejak dua tahun lalu.

"Dari hasil analisa sementara kita, sejak 2016 bus ini tidak melakukan uji berkala lagi. Efeknya kelayakan kendaraannya tidak terjamin," kata Budi.

"mungkin pihak operator juga harus bertanggungjawab. Kenapa tidak dilakukan uji berkala selama 2 tahun," terangnya.

Selain itu, pihaknya juga menemukan kalau jumlah penumpang bus kelebihan.


Dari hasil pengujian buku KIR bus, penumpang maksimal 32, jadi ada kelebihan 7 orang penumpang," ucap Budi.

Pasalnya sebanyak 38 orang menjadi korban kecelakaan maut bus di Komplek Tanjakan Letter S, Jalan Cikadang, Sukabumi, Sabtu (8/9/2018) siang.

"kalau kita lihat, jumlah korban meninggal dunia 21 dan yang dirawat di rumah sakit 14. Jadi penumpangnya ada 38 ditambah satu dengan pengemudi yang informasinya masih belum tahu," ucapnya.

Dari hasil analisa kata dia, jumlah kursi hanya berjumlah 32.


3. Warga Sampai Bawa Gergaji Besi
Parman (45), Ia mengatakan bahwa kejadian kecelakaan di kawasan tersebut cukup sering terjadi.

"Kecelakaan udah gak aneh di sini mah, saya kan sering tolong korban kecelakaan di sini, tapi yang paling sadis yang sekarang ini," ungkap Parman kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (9/9/2018).

Ia mengatakan bahwa kecelakaan yang terjadi di sekitar turunan tajam menikung leter 's' tersebut tidak hanya melibatkan kendaraan roda empat tapi juga kendaraan roda dua.

"Pernah yang nabrak rumah, motor, kalau motor udah gak aneh di sini mah. Apalagi musim liburan. Terutama untuk nyawa itu rem di sini mah," kata Parman.

Ia mengatakan bahwa rumah tempat ia tinggal tepat di atas bukit berjarak sekitar 700 meter dari tempat kejadian.

Saat di lokasi, ia melihat sebuah bus berada di jurang di sebuah perkebunan pisang dengan kemiringan tanah cukup tinggi.

Sontak, Parman pun langsung turun meskipun harus merayap di lereng bukit yang cukup terjal tersebut.

Saat melihat kondisi bus serta kondisi korban, Parman mengaku sempat berpikir bahwa semua penumpang bus tersebut tewas di tempat.

Ia mengaku bahwa, ia sempat melihat ada korban yang terjepit, ia pun langsung menolongnya bahkan mengambil gergaji besi untuk memotong bagian bus yang menghimpit korban.

Ia mengatakan bahwa kebanyakan korban mengalami patah pada bagian anggota tubuhnya.

4. Ada yang Hilang

Hari ini pihak kepolisian dari Polda Jawa Barat bersama Polres Sukabumi menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kecelakaan maut di Jalur Alternatif Palabuhanratu, Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Minggu (9/9/2018).

Namun saat oleh TKP, ada sesuatu yang hilang dari area lokasi terjadinya kecelakaan.

Hilangnya benda tersebut pun dianggap cukup krusial sehingga petugas harus mengambil tindakan.

Benda yang hilang tersebut adalah pembatas jalan atau guard rail yang kini hanya tinggal tiang-tiangnya saja.

Polisi menduga bahwa, pembatas jalan yang terbuat dari baja itu telah dicuri oleh orang yang tak bertanggungjawab sebelum kecelakaan maut itu terjadi.

iklan bawah di prase
No comments:
Write komentar

Berita Terkini

close
ikln di hps